Bawaslu Kota Langsa Gelar Upacara Peringatan HUT ke-80 RI : Teguhkan Komitmen Demokrasi

Langsa — Dalam semangat memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Bawaslu Kota Langsa menggelar upacara bendera secara khidmat di halaman kantor Bawaslu setempat, Sabtu pagi (17/08). 

Kegiatan ini menjadi bagian dari refleksi atas nilai-nilai perjuangan kemerdekaan sekaligus penegasan komitmen Bawaslu dalam menjaga demokrasi yang jujur, adil, dan bermartabat. Upacara dimulai pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh seluruh jajaran komisioner, sekretariat, staf teknis, dan tenaga pendukung di lingkungan Bawaslu Kota Langsa. 

Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Ketua Bawaslu Kota Langsa, Taufiqurrahman, S.Hi dalam amanatnya menekankan pentingnya integritas dalam menjalankan tugas pengawasan pemilu, terlebih menjelang tahapan Pemilu serentak tahun 2029 yang akan berlangsung. 

"Peringatan kemerdekaan ini bukan sekadar seremoni. Ini adalah pengingat bahwa kemerdekaan yang kita nikmati hari ini lahir dari pengorbanan dan perjuangan. Kita, sebagai pengawas pemilu, harus menjadi penjaga demokrasi yang berani, jujur, dan berpihak pada keadilan," ujar Taufiq dalam amanatnya. 

Usai pengibaran Sang Saka Merah Putih dan pembacaan teks Pancasila serta UUD 1945, acara dilanjutkan dengan doa bersama untuk para pahlawan bangsa dan keselamatan bangsa Indonesia. 

Upacara ditutup dengan sesi foto bersama serta penyerahan bendera merah putih mini kepada seluruh peserta upacara sebagai simbol semangat nasionalisme. Suasana haru dan khidmat menyelimuti kegiatan tersebut, yang merupakan salah satu bentuk inisiatif internal Bawaslu untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan di tengah tugas-tugas kelembagaan. 

Kegiatan ini diinisiasi langsung oleh pimpinan Bawaslu Kota Langsa sesuai dengan surat edaran dari Bawaslu Republik Indonesia sebagai bentuk apresiasi terhadap kemerdekaan dan bagian dari pembinaan internal.

 "Melalui kegiatan ini, kami berharap seluruh pegawai Bawaslu Kota Langsa senantiasa ingat bahwa tanggung jawab kita bukan hanya administratif, tetapi juga moral dan konstitusional," tutup Taufiqurrahman. 

Meski tidak dihadiri oleh pihak eksternal, upacara ini mencerminkan semangat nasionalisme yang tetap menyala di tengah kesibukan lembaga dalam mengawal proses demokrasi di daerah.***